#menubar{ width:900px; height:32px; background:#de360f; margin: 0 auto; } #menubar ul{ float:left; margin:0; padding:0; } #menubar li{ float:left; list-style:none; margin:0; padding:0; } #menubar li a, #menubar li a:link{ border-right:1px solid #F0512D; float:left; padding:8px 12px; color:#fff; text-decoration:none; font-size:13px; font-weight:bold; } #menubar li a:hover, #menubar li a:active, #menubar .current_page_item a { color:#ffa500; text-decoration:underline; } #menubar li li a, #menubar li li a:link, #menubar li li a:visited{ font-size: 12px; background: #de360f; color: #fff; text-decoration:none; width: 150px; padding: 0px 10px; line-height:30px; } #menubar li li a:hover, #menubar li li a:active { background: #F0512D; color: #ffa500; } #menubar li ul{ z-index:9999; position:absolute; left:-999em; height:auto; width:170px; margin-top:32px; border:1px solid ##F0512D; } #menubar li:hover ul, #menubar li li:hover ul, #menubar li li li:hover ul, #menubar li.sfhover ul, #menubar li li.sfhover ul, #menubar li li li.sfhover ul{ left:auto } #menubar li:hover, #menubar li.sfhover{ position:static }

Saturday, 9 December 2017

Mengapa Orang Indonesia Kesulitan Belajar Bahasa Asing?

           Mungkin terkadang kita berpikir, betapa kerennya orang-orang yang dapat berbahasa Inggris, apalagi yang bisa menguasai lima sampai sepuluh Bahasa. Berkomunikasi dengan orang lain dari negara berbeda akan terasa lebih mudah jika setidaknya kita bisa berbahasa Inggris (akan jauh lebih mudah jika kita dapat berbicara dengan Bahasa Ibu mereka).
                Yang perlu saya tekankan disini bahwa tulisan ini tidak bermaksud untuk menyinggung masyarakat kita yang banyak kesulitan belajar Bahasa Inggris (ataupun Bahasa lainnya). Faktanya cukup banyak dari kita yang dapat berkomunikasi dengan multibahasa. Bahkan cukup banyak yang bisa berhasil menguasai Bahasa Inggris tanpa harus mengikuti pelatihan atau kursus. Hanya bermodalkan sering nonton film, main game, ditambah pelajaran Bahasa Inggris di sekolah (yang sebenarnya terkadang tidak lebih efektif) sudah cukup untuk seseorang untuk “bisa” berbahasa Inggris. Justru, sebenarnya kita akan tidak terlalu kesulitan untuk belajar Bahasa Inggris jika dibandingkan orang-orang dari negara yang identik dengan mata sipit dan berkacamata (tidak bermaksud rasis), yaitu orang-orang Asia Timur (Jepang, Cina, dan Korea). Namun saya juga tentu tidak akan berkata bahwa mempelajari dan bisa menguasai Bahasa baru akan jauh lebih mudah.
             Tulisan saya ini juga tidak akan mengatakan bahwa penyebab kita susah belajar Bahasa baru (kebanyakan akan berpikiran Bahasa Inggris) adalah karena tidak belajar sungguh-sungguh atau hal yang sejenisnya (meskipun itu memang juga merupakan penyebabnya). Tujuan saya adalah menunjukkan hal-hal lain yang kita semua alami sebagai orang Indonesia. Hal-hal yang akan saya tunjukkan ini mungkin tidak akan dialami oleh orang-orang dari negara lain karena perbedaan struktur bahasa dan budaya masing-masing negara.
             Lalu, apa saja hal-hal tersebut. Mari kita tinjau

1. Kita tidak terbiasa dengan perubahan bentuk (konjugasi) kata kerja berdasarkan waktu atau kala (tenses)

Pada bahasa Indonesia verba "pergi" kapanpun waktunya tetap saja "pergi". Saya pergi kemarin, sekarang, maupun nanti akan tetap ditulis "pergi" 

Sedangkan, pada bahasa Inggris misalnya, verba pergi dalam bahasa Inggris "to go" akan berubah sesuai dengan waktu dan kondisinya seperti I'm going, I went, I go, etc.

Nah, karena hal tersebut, terkadang kita akan kesulitan untuk mempelajari Bahasa baru, yang seperti bahasa Inggris, akan memiliki bentuk verba yang berbeda untuk kondisi atau kala waktu yang berbeda. Kita akan mempelajari cara membentuk kalimat pada kondisi waktu past, present, future, dan kondisi lainnya yang memiliki makna berbeda. Kita juga harus mempelajari kapan atau pada situasi yang seperti apa kita menggunakan tenses tersebut. Sedangkan pada bahasa Indonesia, pada umumnya kita hanya perlu menambahkan kata keterangan waktu untuk menunjukkan kala atau waktu yang sedang dibicarakan. 

Ini (mungkin) merupakan alasan utama kenapa orang Indonesia akan kesulitan belajar dan menguasai bahasa asing (lagi-lagi contohnya seperti bahasa Inggris). Apalagi di sekolah formal, kita tidak akan ditunjukkan kesulitan ini. Kita akan diajar struktur dan kapan situasi penggunaan sebuah tense. Kita tidak akan pernah diberitahu bahwa inilah yang salah satu jadi penyebab kesulitan kita, perbedaan hal dari bahasa kita dan mereka sehingga kita tidak bisa membuat kalimat dengan hanya bermodalkan kosa-kata melimpah. Padahal perubahan ini sebenarnya cukup "ekstrim" dan perlu ditunjukkan kepada siswa karena akan menjadi salah satu perbedaan yang sangat mendasar dalam bahasa Inggris.

Selain itu, dalam bahasa Indonesia tidak ada perubahan kata kerja untuk subyek yang berbeda. Berbeda halnya dengan bahasa Inggris dan bahasa Spanyol, beberapa subyek akan berubah kata kerjanya jika dibuat dalam sebuah kalimat.

2. Kita terbiasa dengan pelafalan huruf yang "satu untuk semua" (konsisten)

Pada Bahasa Indonesia huruf "a" dibaca "a", huruf "b" dibaca "b", begitupun dengan huruf lainnya yang hampir semua memiliki pelafalan yang selalu sama (pengecualian untuk huruf "e" yang umumnya memiliki dua pengucapan berbeda). Huruf "a" pada kata "maka", "bahasa", dan "dia" akan terdengar sama jika diucapkan.

Sedangkan pada Bahasa Inggris, huruf "a" saja memiliki beberapa penyebutan, bandingkan saja pada kata "father", "crazy", dan "aback" semuanya memiliki pronounciation (penyebutan) yang berbeda-beda untuk huruf "a".

Sedangkan pada kasus lainnya, suatu bahasa menuntut kita untuk "lebih berhati-hati" lagi, karena perbedaan tone, tekanan, maupun panjang bunyi menyebabkan perbedaan makna kata. Contohnya pada bahasa Cina, bahasa Arab, dan bahasa Jepang.

Oleh karena perbedaan itu, sebagian masyarakat Indonesia akan kesulitan untuk belajar Bahasa Inggris. Ketidakmampuan untuk melafalkan kata-kata juga dapat mendorong rasa frustasi kita dalam mempelajari Bahasa asing. Namun, hal yang perlu dibanggakan bahwa orang Indonesia akan lebih mungkin untuk bisa melafalkan suatu bahasa asing dengan baik dan benar jika dibandingkan dengan orang-orang dari negara lainnya. Contohnya: orang Inggris dan kebanyakan orang Eropa akan kesulitan melafalkan huruf "r" dengan benar jika belajar bahasa Indonesia, orang Tiongkok juga demikian, orang Jepang yang malah lebih kesulitan melafalkan huruf "l", dan orang Korea yang akan kesulitan untuk menyebutkan dua huruf konsonan yang berdekatan (seperti "bro" akan dibaca "bero").

3. Tidak ada (jarang) perbedaan gender kata benda (nomina)

Pada bahasa Indonesia, kita akan mendapati bahwa hampir semua kata benda tidak dibedakan berdasarkan gender maskulin, feminim, atau netral. Misal, kata anak atau kekasih. Mungkin ada sih, seperti siswa-siswi atau pramugara-pramugari, namun dengan menyebutkan "siswa" saja sudah cukup untuk menunjukkan yang dimaksud adalah semua siswa. Pada kasus lainnya, kata saudara(i), kita tidak akan mengatakan saudari untuk merujuk kepada saudara perempuan kita.

Sedangkan pada bahasa Inggris kita mengenal kata "brother" dan "sister" untuk merujuk pada "sibling" (yang sangat jarang digunakan) yang artinya saudara, atau kata "son" dan "daughter", dll.

Pada bahasa Korea bahkan lebih parah lagi, karena untuk panggilan atau kata "kakak" sendiri memiliki empat terjemahan ke Bahasa Korea, yang keempatnya tidak bisa disamakan. "Oppa" biasa digunakan oleh seorang perempuan untuk kakak laki-laki, "Eonni" biasa digunakan oleh seorang perempuan untuk kakak perempuan, "Hyeong" biasa digunakan oleh seorang laki-laki untuk kakak laki-laki, dan "Nuna" biasa digunakan oleh seorang laki-laki untuk kakak perempuan.

Hal ini bisa menyebabkan pada suatu waktu, kita salah menyebutkan kata benda yang tepat untuk gender yang tepat. Hal ini sebenarnya bukan masalah berarti kalau kita bisa dengan mudah mengingatnya, tapi bagi orang yang baru memulai belajar bahasa asing? Ini cukup bisa untuk membuat pusing kepala.

4. Kita memang tidak terbiasa untuk berbicara atau berkomunikasi dengan bahasa yang baku dengan struktur yang benar.

Ya, ini salah satu yang bisa dikatakan kelemahan kita. Kita tidak terbiasa menggunakan bahasa yang baku secara full dalam keseharian kita. Percampuran antara bahasa daerah, bahasa Indonesia, maupun bahasa gaul sudah akrab (bahkan lebih akrab) di telinga kita. Kita dan lawan bicara kita bahkan akan merasa aneh jika kita terlalu baku dalam menggunakan bahasa Indonesia. "Pengen makan bareng?" akan terdengar lebih friendly daripada "Apakah kamu ingin makan bersama?"

Kebiasaan ini secara tidak langsung akan menyulitkan kita dalam belajar bahasa asing yang lebih konsisten dalam struktur bahasanya, seperti bahasa Inggris, Prancis, Arab, dan Korea. Karena kita dalam kehidupan sehari-hari berbahasa Indonesia, gak "menjalankan" aturan bahasa yang baik dan benar. Terlebih, dalam memulai mempelajari bahasa asing, biasanya kita akan memulai membuat kalimat dengan terlebih dahulu membuatnya dalam bahasa Indonesia lalu menerjemahkannya  ke bahasa asing yang diinginkan. Jika dalam membuat kalimat dalam bahasa Indonesia saja kesulitan, bagaimana dengan bahasa lainnya?

Padahal, sebenarnya bahasa Indonesia memiliki struktur kalimat yang cukup mirip dengan bahasa Inggris dan kebanyakan bahasa lainnya, yaitu struktur dasar kalimat SPO (Subjek-Predikat-Objek). Berbeda dengan orang Jepang dan Korea yang akan menghadapi perubahan ekstrim dalam mempelajari bahasa Inggris atau bahasa Indonesia karena bahasa mereka selain memiliki honorific (tingkat kesopanan) juga memiliki struktur dasar kalimat yang berbeda yaitu (Subjek-Objek-Predikat). Itu sebabnya, orang Jepang atau Korea selalu merasa kesulitan belajar bahasa Inggris maupun bahasa lainnya karena perubahan ekstrim yang harus mereka biasakan dalam melakukan "lintas bahasa". 



Itulah beberapa hal yang bisa dikatakan sebagai penyebab kesulitan orang Indonesia dalam belajar bahasa asing. Namun, kesulitan tersebut sebenarnya bisa diatasi dengan terus belajar dan berlatih menggunakan bahasa tersebut. Practice makes perfect.




1 comment:

Blog27999 said...

Your Affiliate Money Making Machine is waiting -

And making profit with it is as easy as 1-2-3!

This is how it all works...

STEP 1. Input into the system what affiliate products you want to promote
STEP 2. Add some PUSH BUTTON traffic (it takes JUST 2 minutes)
STEP 3. See how the system explode your list and sell your affiliate products on it's own!

So, do you want to start making money???

Click here to check it out